Ado menjulurkan tangannya ke arah jendolan yang menggunung di depan cawat “Calvin Klein” hitam kokonya. Aurat kelelakian koko terasa besar sekali dalam genggamannya. Keras dan tegang!

Perenang cilik itu segera menelusupkan jari-jarinya lewat karet pinggang celana dalam Fergio. Remaja 17 tahun yang sudah memuncak birahinya itu mengelus-elus kepala Ado sambil berbisik, Ayo dong, Do!”

Ado kontan memeloroti kancut kakak kandungnya hingga kini kontol Fergio yang telanjang tampak gagah berdiri tegap menyeruak dari gerumbulan bulu-bulu jembut ikal pada pangkal batangnya. Penis sepanjang 15 sentimeter itu mengintip sebagian coronanya dari balik kulit kulup yang panjang. Tampak gumpalan air madi berkilauan melumasi kepala titit Fergio.

Ado merengkuh biji-biji pelir Fergio sambil mulutnya menyelomot ujung penis kokonya ke dalam lumatan-lumatan rakus lidah dan bibirnya. Anak kelas 1 SMP itu langsung lahap mengulum-ngulum…ribut menyedot-nyedot. Slurp…slurp…slurp……!

“Shhh….ngggghhhh…!” tubuh Fergio mulai menggeletar di oral kelamin jantannya begitu rupa oleh adiknya sendiri. Ada sekitar 10 menit kepala Ado turun naik menggelitiki sekujur batang titit Fergio dengan kenyotan-kenyotan berisiknya yang basah oleh ludah. Lalu begitu saja mulutnya berpindah ke kantung buah-buah zakar Koko dan mengulum-ngulum bergantian satu-satu. Persis seperti yang sering dilakukan Fergio terhadapnya. “Nyeeessss…….terus, Do….teruuuuusssss….!!!” erang Fergio sepuncak nafsu. Bibir Ado kembali lagi memuluti batang kontol Fergio. Hanya dalam beberapa sedotan melelehlah pertahanan kakaknya itu… Cretttt…cretttt….. Berkali-kali letupan peju Fergio membuat Ado kewalahan menelannya. Banyak yang harus membedal keluar dari tepi bibirnya. “Arrrggghhhh……..” lenguh Fergio kepuasan. Dipandanginya Ado yang masih menjilati lelehan-lelehan air mani di kemaluannya sambil memandang sayang ke arah mukanya. Fergio cuma perlu beberapa menit saja sebelum nanti ia ingin menyodomi Ado…